Langsung ke konten utama

Engkaulah Madrasah Kehidupan Bunda

Tak ada sesuatu yang lebih berharga yang diinginkan oleh sepasang laki – laki dan perempuan yang telah menikah selain memperoleh seorang buah hati. Buah hati yang dirindukan untuk menjadi pewaris dan generasi penerus keturunan mereka. Fakta atau tidak, yang jelas tidak dapat dipungkiri bahwa anak adalah sumber perekat dua hati yang berbeda untuk disatukan, penyejuk mata dan pengharmonis keluarga. Tak lain halnya dengan Ayah dan Bunda yang harus menanti kehadiranmu dalam waktu yang cukup lama. Tidak peduli dengan goncangan yang ada, kicauan yang menyakitkan, kami tetap setia menanti adanya dirimu. Tak ada keraguan dan kekhawatiran di hati untuk tetap mengharapkan kehadiranmu. Bunda  yakin jika Allah menghendaki, Dia akan memberikanmu di waktu yang tepat.
Sekian lama menunggu Allah pun menjawab doa kami. Ya bunda hamil, bunda mengandungmu. Bukan perkara mudah buat bunda, mengandungmu selama sembilan bulan. Dan mungkin inilah hal yang sama yang dialami perempuan – perempuan lain yang baru pertama kali mengandung. Selama sembilan bulan tak sesendok makanan pun yang mau bersarang diperut. Semua makanan yang bunda makan selalu saja muntah. Hanya air putih dan kerupuklah yang mau berdiam diri di perut. Walaupun tak semua perempuan mengalami hal seperti itu. Bunda tetap bersyukur dan berdoa agar selama mengandung, diri ini tetap kuat dan bisa makan layaknya orang – orang hamil pada umumnya. Ini demi kamu nak, putri kecilku, malaikat kecilku.
Menjelang detik – detik kelahiranmu pun tak kalah fenomenalnya dengan waktu Bunda mengandungmu. Entah Bunda yang tak tahan dengan rasa sakit atau  memang seperti ini rasanya ketika mau melahirkan. Banyak orang yang menganggap tak tahan dengan rasa sakit atau apalah itu namanya. Bunda hanya berpikir ini adalah pengalaman pertama yang baru akan melahirkanmu. Menahan rasa sakit yang datang dan pergi hingga  tak sanggup berdiri menjelang kelahiranmu.
3 Januari 2015 tepatnya 12 Robiul Awwal 1436H (bersamaan dengan tanggal lahir Nabi Muhammad), pukul 16.46 WIB terdengar suara tangisanmu didunia.
Hati ini langsung terasa cesplong kalau kata orang jawa melihat kehadiranmu. Kata orang – orang melahirkan anak perempuan memang lebih sakit dari pada anak laki – laki. Mungkin karena mereka main dulu didalam… ada – ada saja, tapi Bunda tetap bersyukur apapun itu. Terbayar sudah rasa sakit ini dengan adanya dirimu. Tangisan manjamu, rona wajahmu, raut muka kecilmu, kaulah putri kecilku, malaikat kecilku.
Bunda tahu nak, ini tak seberapa, perjuangan sesungguhnya adalah mendidikmu, merawatmu, menjadi ibu terbaik untukmu, kaulah madrasah baru buat Bunda. Engkaulah madrasah kehidupan Bunda yang sesungguhya, kau mengubah segalanya di setiap sendi – sendi kehidupan Bunda.
Perjuanganpun dimulai, harus belajar banyak hal dari dan untuk mu, belajar bagaimana menyusuimu, belajar menggendongmu, mengganti popokmu, memandikanmu sampai belajar menenangkanmu kala engkau menangis. Rasa lelah, jenuh, shock dengan keadaanpun pernah mendera tubuh ini. Mungkin inilah yang dinamakan dengan syindrom baby blues yang sering dialami oleh wanita pasca melahirkan.
Bagaimanapun keadaannya hidup harus terus berjalan. Bunda tak ingin menyerah, kau benar – benar jadi madrasah baru buat Bunda. Harus benar – benar belajar dari nol. Belajar merombak segalanya, merombak ego, merombak emosi. Sampai kurang tidurpun sudah menjadi makanan sehari – hari. Kalau teringat ketika itu rasanya berat sekali buat Bunda. Padahal sebenarnya enggak, karena senyumanmu adalah penawar segalanya, pengobat lelah hati Bunda sayang.
Kini kau pun bertambah besar, Bunda selalu menikmati tumbuh kembangmu. Sekarang kau sedang hobi menangis dan susah untuk diajak mandi. Ya Allah ada – ada saja ulahnya ini anak. Dulu ketika kamu masih berusia 2 – 3 bulan, Bunda sering berharap kapan besarmu nak, lekas ini lekas itu agar Bunda bisa bekerja. Eh subhanallah  Allah membalikkan semua, bertambah usiamu bukannya bisa ditinggal kerja, engkau malah tak mau ditinggal. Bunda harus rela meninggalkan karir demi dirimu. Mungkin inilah jawaban terbaik Tuhan agar Bunda bisa mendidikmu, merawatmu, mengajarmu, melihat tumbuh kembangmu secara langsung. Bunda begitu bersyukur karena dari sini  bisa mendidik dan merawatmu dengan tangan sendiri,  bisa bangun karir Bunda dari rumah sedari menemanimu. Dengan ini pula Bunda belajar banyak hal untuk menata diri, menata emosi, menata hati untuk jadi lebih baik, mencoba menjadi Ibu terbaik untukmu meski banyak kurang dalam diri.
Ya, banyak kekurangan dalam diri ini. Emosional, suka marah – marah, bentak – bentak, enggak sabaran, mudah tersinggung itulah sosok Bunda yang sekarang tercermin dalam dirimu. Ayah sering mengingatkan  akan hal itu. Agar sifatku tak menular ke buah hatiku. Memang benar adanya kalau buah jatuh itu tak jauh dari pohonnya. Mungkin anggapan itu rasanya pas sekali dengan kondisi ini. Tapi aku tak ingin dan tak rela itu terjadi dengan putriku, cukup berhenti sampai di Bunda sifat buruk ini. Berbagai upaya bunda lakukan untuk membentengi sifat ini menular ke dirimu. Aneka mainan, buku parenting bunda lahap untuk ambil ilmu dan praktekkan, sulit memang tapi berusaha konsisten untuk memberikan yang terbaik buatmu.
Kalau dulu sebelum engkau lahir Ayah dan Bunda sibuk mempersiapkan segala keperluan untuk menyambutmu investasi terbaik buatmu nak. Dengan segala keterbtasan ayah bunda, kami ingin tetap memberi yang terbaik dan menjadi yang terbaik buatmu membekalimu ilmu sejak dini. Mendidik akhlakmu sedini mungkin itulah cita – cita kami. Dan ayah bunda terus berdoa semoga engkau jadi anak yang sholihah, berguna bagi sesama, berbakti kepada kedua orang tua.
Menulis rangkaian kata ini membuat hati terenyuh saat menatapmu. Bagaimana tidak, teringat akan berita yang sering muncul di media. Teganya seorang Bunda yang membuang ataupun membunuh bayinya. Bagaimana mungkin bisa, dimana naluri sebagai seorang Ibu. Seorang bayi yang harusnya disyukuri dan sebagai anugerah terindah dan dikasihi. Mereka itu malaikat kita sebagai orang tua. Teringat akan sebuah dialog antara seorang bayi yang akan turun ke dunia dengan Tuhannya. Entah dimana saya mendengarnya saya lupa.
“Ya Tuhan, aku hanya ingin di surga, aku tidak mau lahir ke dunia.” Pinta si bayi.
 Dengan lemah lembut Tuhan pun menjawab “Kenapa engkau tak ingin dilahirkan?”.
 Si bayi pun berkata “aku tetap ingin di surga Tuhan, disini aku bisa bernyanyi – nyanyi riang.”
 Tuhan pun berkata dengan lembutnya. “disana kau pun akan dinyanyikan oleh malaikat penjagamu, ia akan senantisa bernyanyi dan menggembirakanmu”.
Si bayi pun bertanya lagi “Siapa yang akan menjagaku disana nanti?”
Tuhan pun menjawab “Malaikatmu yang akan senantiasa menjagamu, dia dengan sekuat tenaga dan kemampuannya akan selalu melindungimu”
Si bayi pun tak berhenti bertanya “lalu bagaimana aku berbicara denganmu kelak, jika aku di dunia” dengan sabarnya Tuhan pun menjawab “malaikatmu yang akan mengajari engkau bagaimana berdoa, berkomunikasi dan berbicara dengan Ku”
“Ya, Tuhan tapi ini belum membuatku tenang” kata Si bayi
 “Siapakah malaikat itu, yang menemaniku, yang melindungiku, yang mengajarkanku?” Tanya Si bayi itu lagi.
Tuhan pun menjawab “ Malaikat itu adalah Ibu, Ibu dan Ibu…”

Tak kuasa hati ini membaca percakapan itu. Bagiku sebagai seorang Ibu, engkaulah putri kecilku malaikat pelipur laraku dan bagimu bundalah malaikat pelindungmu. Bunda akan menjaga, melindungi, merawat, mendidikmu dengan segala kemampuan agar kelak engkau jadi hamba yang bertakwa. Aamiin…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Sukses dibalik Almarhumah Mutiara Siti Fatimah Djokosoetono, Si Juragan Taxi Blue Bird

Kisah sukses dibalik Emak yang satu ini di awali dari sebuah bemo peninggalan Almarhum suaminya. Almarhumah Mutiara siti fatimah djokosoetono, si  juragan Taxi Blue Bird memulai debutnya sebagai seorang pebisnis ketika suaminya meninggal. Bermodal bemo peninggalan sang suami, Emak yang satu ini mendirikan dan menjalankan usahanya dibidang transportasi. Berkat kegigihan usahanya, sekarang Blue Bird mempunyai armada sebanyak dua puluh satu ribu taxi dan mampu melebarkan sayapnya ke usaha angkatan kontainer. Kesuksesannya sekarang dimulai dari sebuah bemo yang dikemudikan oleh Chandra, putra sulungnya. Sedangkan putra keduanya purnomo bertugas sebagai kondektur karena belum memiliki surat izin mengemudi. Oleh karena itu di awal-awal berdiri lebih dikenal sebagai Chandra Taxi. Almarhumah Mutiara Siti Fatimah benar-benar mulai menekuni bisnis transportasi ini setelah menerima dua buah unit mobil dari polisi dan tentara sebagai balas budi atas pengabdian suaminya selama ini. Seiring...

Keutamaan Ibu Rumah Tangga dalam Islam

Menjadi ibu rumah tangga bukanlah hal yang mudah. Sesuatu yang saat ini masih dipandang sebelah mata. Berdaster tubuh enggak ke urus, hanya berkutat dengan urusan dapur, rumah dan anak adalah ciri khas yang selalu melekat pada sosok ibu rumah tangga. Pandangan seperti inilah yang terkadang membuat seorang ibu rumah tangga menjadi tak percaya diri. Mereka merasa tak berpenghasilan dan tak mampu berdiri sendiri seperti layaknya wanita karir. Berbeda halnya dengan pandangan Islam, dalam Islam justru menjunjung tinggi seorang wanita atau ibu yang tinggal di dalam rumah, termasuk di sini adalah ibu rumah tangga. Masalah menjadi ibu rumah tangga atau wanita karir itu hanyalah sebuah eksistensi. Merupakan bentuk pengaktuailsasikan diri untuk mendapatkan sebuah pengakuan atas kehadiran diri. Antara wanita karir dan ibu rumah tangga pun sama-sama punya peluang yang sama untuk mengaktualisasikan diri. Wanita karir dengan pekerjaannya dan ibu rumah tangga pun bisa dengan melakukan sesuatu ya...

Masihkah Merasa Tabu Mengajari Sex Education untuk Anak

Beberapa waktu lalu lagi heboh dengan pemberitaan buku bacaan anak yang terdapat konten pendidikan sex. Dan ini membuat beberapa pihak ada yang merespon positif, ada juga yang kurang berkenan. Di sisi lain juga banyak yang menanggapinya jauh lebih bijak. Memang tidak salah mengajari sex education untuk anak, cara penyampaiannya saja mungkin yang harus lebih santun. Bahkan sex education itu sendiri memang harus diajarkan di usia dini agar anak paham, tidak salah mengartikan dan sebagai goalnya anak mampu untuk menjadi dirinya. Namun masih ada juga dikalangan masyarakat atau orangtua yang berpikir mengajarkan sex education merupakan hal yang tabu. Perlu dipahami terlebih dahulu oleh para orangtua bahwa sex education itu bukan hanya masalah hubungan intim, namun mencakup hal yang lebih luas. Mengenalkan anggota tubuh dan fungsinya, mengenalkan jenis kelamin, memisahkan tempat tidur anak laki-laki dan perempuan juga merupakan bagian dari  sex education. Menurut dr. Boyke ada b...