
Berkat kegigihan usahanya, sekarang Blue
Bird mempunyai armada sebanyak dua puluh satu ribu taxi dan mampu melebarkan
sayapnya ke usaha angkatan kontainer. Kesuksesannya sekarang dimulai dari
sebuah bemo yang dikemudikan oleh Chandra, putra sulungnya. Sedangkan putra
keduanya purnomo bertugas sebagai kondektur karena belum memiliki surat izin
mengemudi. Oleh karena itu di awal-awal berdiri lebih dikenal sebagai Chandra
Taxi. Almarhumah Mutiara Siti Fatimah benar-benar mulai menekuni bisnis
transportasi ini setelah menerima dua buah unit mobil dari polisi dan tentara
sebagai balas budi atas pengabdian suaminya selama ini.
Seiring dengan berjalannya waktu, Emak
hebat ini merasa mantab dan yakin untuk berbisnis dibidang ini. Mulailah beliau
mengurus surat perizinan usahanya agar resmi dan legal. Namun hal ini tak semudah
yang ia bayangkan. Dalam mengurus perizinan usahanya, beliau mendapat banyak
sekali halangan dan rintangan. Salah satu alasan beliau kesulitan dalam
mengurus perizinan adalah ketidakpercayaan atas kemampuan beliau dalam
menjalankan bisnis transportasi ini. Kesulitan yang didapat tidak lantas
membuatnya patah semangat dan berkecil hati, justru mampu membangkitkannya daam
berinovasi dan berkreasi menemukan solusi dari setiap masalah yang dihadapinya.
Beliau meminta testimoni dari pelanggan mengenai layanan mereka. Dari testimoni
tersebut beliau ajukan ke gubernur dan hasilnya izin pun berhasil
dikantonginya.
Dengan keluarnya izin tersebut, bisnis yang
dimilikinya pun menjadi resmi dan legal. Beliau tak lagi menggunakan nama
Chandra Taxi melainkan Blue Bird, yang diartikannya sebagai sebuah dongeng
tentang nasehat seekor burung biru kepada seorang gadis yang intinya semua
keinginan bisa dicapai asalkan si gadis bersedia bekerja keras dan jujur.
Setahun setelah usahanya resmi, kerja keras Emak yang satu ini ternyata tak
sia-sia. Tak tanggung-tanggung 25 unit mobil dioperasikan. Mobil-mobil ini
merupakan buah kepercayaan dalam memegang teguh amanah yang diberikan
kepadanya.
Kisah perjalanan seorang Mutiara Siti
Fatimah Djokosoetono ini sangatlah patut untuk dijadikan contoh dan diterapkan
oleh pengusaha muda dan Emak-emak layaknya kita sesama Ibu rumah tangga dalam
menjalankan usahanya.
Kisah perjalanan Beliau memberikan teladan
bagi kita bahwa suatu keberhasilan pasti akan bisa diraih dan itu semua tak
lepas dari kerja keras, optimisme yang tinggi dan rasa cinta terhadap
pekerjaan.
Komentar
Posting Komentar